상담문의입니다. > [영문] 상담문의 | 부길강업

상담문의입니다.

페이지 정보

작성자 Julianne
작성일 : 2024-03-23 13:51

본문

메세지 내용

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yakni subkultur yang sudah menjadi subjek pro kontra dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kebiasaan yang kompleks, BDSM memunculkan berjenis-jenis respon dari masyarakat awam, mulai dari penolakan sempurna sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Sampai Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, hukuman jasmani, dan permainan kekuasaan telah ada dalam sejarah manusia sejak zaman kuno. Sebagai teladan, dalam kebudayaan Romawi kuno, kekerabatan dominasi dan submisi acap kali kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Meskipun bermacam praktik ini memiliki akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru muncul pada abad ke-20.

Pada permulaan abad ke-20, figur-teladan seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, massage sex memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman awal seputar konsep-konsep yang berkaitan dengan BDSM. Kecuali itu, di era yang sama, Sigmund Freud memperkenalkan konsep sadisme dan masokisme sebagai komponen dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, dikala kelompok sosial-kelompok sosial rahasia mulai terwujud di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan regulasi-hukum yang mendampingi praktik-praktik mereka, serta mempersembahkan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam semua interaksi BDSM.

premium_photo-1700027416585-638a6172a5bf?ixid=M3wxMjA3fDB8MXxzZWFyY2h8NXx8bWFzc2FnZSUyMHNleHxlbnwwfHx8fDE3MTExMDg4MzN8MA\u0026ixlib=rb-4.0.3Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Adalah praktik mengikat atau memegang gerakan seseorang menerapkan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage dapat bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual sampai permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan peraturan-tata tertib yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme merupakan kepuasan seksual yang didapat dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yaitu kepuasan dari mendapatkan rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang jelas.

4. Consent: Persetujuan ialah pilar utama dalam praktik BDSM. Segala tindakan seharusnya didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberikan secara sukarela oleh seluruh pihak yang terlibat. Persetujuan ini seharusnya bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM

Padahal praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara komunitas yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang mengitari subkultur ini. Salah satu kritik utama ialah bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, meski pendorongnya menegaskan bahwa seluruh tindakan dijalankan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga kuatir bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan menjadikan kesalahpahaman seputar apa yang hakekatnya sehat dalam kekerabatan seksual. Tapi, pendorong BDSM berargumen bahwa subkultur ini sebenarnya mendorong komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan harapan mereka dengan aman.



BDSM ialah subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Walaupun masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi kelompok sosial yang terorganisir dengan baik, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM mesti selalu dikerjakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan poin-nilai yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap bermacam bentuk ekspresi seksual dan mensupport kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.